Rabu, 28 Desember 2011

Kekuatan Maaf Rasulullah SAW

 Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis
Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. 
Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya
menghadang.

Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang
musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya
untuk membunuh Muhammad!”.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah
tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar
berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah
mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada
Rasulullah.

Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian
berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya
makan?”.

Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi. Umar
yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak
percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. 

Maka Umar memberanikan diri
bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin
membunuh bukan ingin masuk Islam!” Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan
Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali
pengikat orang itu”
.
Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi
minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa-
Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan
mengucapkannya!”. Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras,
“Aku tidak akan mengucapkannya!”

Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang
yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum
berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia
berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”

Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika
aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika
masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena
takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena
mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin.”

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota
Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota
itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rasulullah.”

Sahabat………..
Apakah kita pengikut ajaran beliau?
Tetapi sejauh mana kita bisa memaafkan kesalahan orang? Seberapa besar kita
mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah
kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut beliau…
Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa. beliau
adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang sempurna,
pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang
sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan
yang sempurna.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan teladan
kita yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna.
Salam ’alaika ya Rasulullah………
Semoga Bermanfaat….

Source : rumah-yatim-indonesia

Selasa, 27 Desember 2011

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy



Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:
“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi
bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang
Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.

Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas
amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang
Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah
bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka

hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari
bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa
Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga
nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Source : Himpunan kisah-kisah teladan
Shared By Kisah Penuh Hikmah

Kamis, 22 Desember 2011

Program Salon



Awalnya ni program pesenan orang berubung tu orang ga ji mesen ehh kepalang tanggung programnya udah jadi ya.. sudahh ku share aja keteman2 silahkan download, semoga bisa jadi inspirasi buat teman-teman.

untuk passwordnya : USER ID = ADM01 PASSWORD = 123
atau untuk kasir : USER ID = KSR01
Passwordnya = 123

download disini

Selasa, 06 September 2011

Sedekah Membawa Hidayah


Alkisah, di kota array terdapat Qadhi (hakim) yang kaya raya. Suatu hari, kebetulan hari Asyura', datanglah seorang miskin meminta sedekah. Simiskin tadi berkata kepada sang Qadhi, "Wahai tuan Qodhi, saya adalah seorang miskin yang mempunyai tanggung jawab keluarga. Demi kemulyaan dan keagungan hari ini, saya meminta pertolongan dari tuan. Maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan uang dua dirham."

Sang Qadhi menjawab, "Datanglah engkau nanti selepas waktu Zuhur!".
Selepas waktu Zuhur, orang miskin itu pun datang menemui sang Qadhi. sang Qadhi yang kaya raya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi nanti selepas Ashar. Sayangnya, ketika si miskin itu datang menemui sang Qadhi selepas Ashar pun, ternyata sang Qadhi tetap tidak memberikan apa-apa. Kecewalah hati si miskin.

Di waktu si miskin tengah berjalan, ia melintas di depan seorang Kristiani sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang Kristiani itu si Miskin meminta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini, berikanlah saya sedekah untuk menghidupi keluarga saya"
Si Kristiani bertanya, "Memangnya hari apakah ini?"
"Hari ini adalah hari Asyura' tuan, " kata si Miskin, sambil kemudian menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'. Rupanya, orang kristiani itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah itu dan hatinya berkenan memberi sedekah.

Berkatalah si Kristiani, "Katakan apa yang engkau perlukan, aku akan memberikannya." si peminta sedekahpun berkata, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima potong daging dan uang dua dirham saja."
Dengan segera si Kristiani memberi si peminta sedekah, semuah keperluan yang dimintanya. Sipeminta sedekahpun pulang dengan gembira kepada keluarganya.

Sementara itu, sang Qodhi yang pelit bermimpi di dalam tidurnya.
"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Ketika ia mengangkat kepalanya, tiba-tiba terlihat di hadapan matanya sua buah bangunan yang sangat indah. Sebuah bangunan yang dibuat dari batu bata berbalut emas dan sebuah lagi di buat dari permata yaqut yang berkilau-kilauan warnanya. Terbawa oleh rasa kagum yang amat sangat, ia pun bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan ini?"
Terdengarlah jawaban, "Bangunan yang sangat indah ini sesungguhnya disediakan untuk kamu andaikan saja kamu mau memenuhi permintaan si peminta sedekah itu, kini bangunan itu telah dimiliki oleh seorang Kristiani."
Ketika sang Qadhi bangun dari tidurnya ia pun pergi menemui si kristiani yang dimaksud dalam mimpinya.

Qadhi bertany kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang engkau perbuat semalam hingga engkau dapat pahal dua buah bangunan yang sangat indah?"
Orang kristiani pun menceritakan tentang amal yang di perbuatnya, bahwa ia telah bersedekah pada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.

Sang Qadhi lalu berkata, "Juallah amal itu kepadaku denga harga seratus ribu dirham."
"Ketahuilah wahai Qadhi, sesunggunya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual belikan, sekalipun dengan harga bumi beserta isinya."
Sang Qadhi berkata "Mengapa engkau tidak mau menjualnya, bukankah engkau bukan seorang muslim?"

Mendengar perkataan sang Qadhi, seketika itu juga orang kristian itu membuang kalung salibnya dan mengucapkan dua kalimat syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.



 

jawe99 Copyright © 2009 Premium Blogger Dashboard Designed by SAER